TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN DENGAN
KONSTRUKSI BAJA
A. Sifat Baja sebagai
Material Struktur Bangunan
Penggunaan baja sebagai bahan struktur
utama dimulai pada akhir abad kesembilan belas ketika metode pengolahan baja
yang murah dikembangkan dengan skala yang luas. Baja merupakan bahan yang
mempunyai sifatstruktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama
kuat pada kekuatan tarik maupun tekan dan oleh karena itu baja adalah elemen
struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban jenis tarik aksial,
tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas yang hampir sama. Berat jenis baja
tinggi, tetapi perbandingan antara kekuatan terhadap beratnya juga tinggi
sehingga komponen baja tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan dengan
kapasitas muat bebannya, selama bentuk-bentuk struktur yang digunakan menjamin
bahwa bahan tersebut dipergunakan secara efisien.
a. Keuntungan Baja sebagai
Material Struktur Bangunan
Di samping kekuatannya yang besar untuk
menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga
mempunyai sifatsifat lain yang menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai
salah satu bahan bangunan yang sangat umum dipakai dewasa ini. Beberapa
keuntungan baja sebagai material struktur antara lain:
a) Kekuatan Tinggi
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan
berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya
(Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang
paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per-volume
lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum
dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai
beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga.
memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat
langsingnya profil-profil yang dipakai.
b) Kemudahan Pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja
bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di
lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah
dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi mempunyai bentuk
standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu
yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yang telah ada, juga bisa
dilakukan dengan mudah karena komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk
standar dan sifat-sifat yang tertentu, serta mudah diperoleh di
mana-mana.
c) Keseragaman
Sifat-sifat baja baik sebagai bahan
bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat terkendali dengan baik sekali,
sehingga para ahli dapat mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja ini
akan berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan. Dengan
demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya terjadi
dalam perencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian.
d) Daktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami
deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur
atau putus disebut sifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat struktur baja
mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini
sangat menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan bila
terjadi suatu goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada peristiwa gempa
bumi.
Di samping itu
keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja, antara lain adalah:
Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
Dapat di las.
Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk
keperluan lainnya.
Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih
mempunyai nilai sebagai besi tua.
Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara
pemeliharaan yang tidak terlalu sukar.
Selain
keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga mempunyai kelemahan-kelemahan
sebagai berikut :
Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu
diusahakan supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya
kebakaran.
Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja
dari bahaya karat.
Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang
langsing, walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah
terjadinya pergeseran horizontal
STANDAR NASIONAL INDONESIA
Menurut SNI 03 – 1729 –
2002 tentang TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG, semua
baja struktural sebelum ifabrikasi, harus memenuhi ketentuan berikut ini:
v SK SNI S-05-1989-F:
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari Besi/baja);
v SNI 07-0052-1987: Baja
Kanal Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
v SNI 07-0068-1987: Pipa
Baja Karbon untuk Konstruksi Umum, Mutu dan Cara Uji;
v SNI 07-0138-1987: Baja
Kanal C Ringan;
v SNI 07-0329-1989: Baja
Bentuk I Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
v SNI 07-0358-1989-A: Baja,
Peraturan Umum Pemeriksaan;
v SNI 07-0722-1989: Baja
Canai Panas untuk Konstruksi Umum;
v SNI 07-0950-1989: Pipa dan
Pelat Baja Bergelombang Lapis Seng;
v SNI 07-2054-1990: Baja
Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
v SNI 07-2610-1992: Baja
Profil H Hasil Pengelasan dengan Filter untuk Konstruksi Umum;
v SNI 07-3014-1992: Baja
untuk Keperluan Rekayasa Umum;
v SNI 07-3015-1992: Baja
Canai Panas untuk Konstruksi dengan Pengelasan;
v SNI 03-1726-1989: Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung.
0 komentar:
Posting Komentar